A. SAMPLING PLAN
a. Perencanaan pengambilan core sample didaerah prioritas tambang dengan acuan infill drilling plan.
c.1. Batubara segar
c.2. Batubara lapuk karena pengaruh oksidasi
c.3. Batubara terbakar
c.4. Batubara diwashout
c.5. Batubara dengan perbedaan kualitas yang tinggi
c.6. Keseragaman kualitas batubara
c.7. Split
c.8. Unsplit
c.9. Perlapisan selang-seling
c.10. dll.
d. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan tingkat keberhasilan penyamplingan. Seperti pada daerah washout dan outcrop, atau daerah batubara teroksidasi dimana tingkat penyamplingan dengan metoda core sampling sering mengalami kegagalan. Hal ini bisa diganti dengan metode test pit, chips sample, channel sampling, dll.
e. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan faktor biaya berlebihan. Dengan metode yang benar jumlah titik penyamplingan dan faktor kegagalan penyamplingan dapat dikurangi.
f. Daerah yang terwakili (dengan mempertimbangkan faktor daerah pengaruh maka metode sampling bisa diterapkan sesedikit mungkin penyamplingan dengan daerah pengaruh yang maksimal).
g. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan data yang dibutuhkan (variasi data yang dibutuhkan meliputi data ketebalan, data kualitas, data struktur, dll).
h. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan detail kualitas (untuk perencanaan kualitas komposit).
2. Pit Sampling
Sampling Pit dilakukan untuk studi kualitas secara khusus di daerah tambang yaitu :
a. Untuk mengetahui kualitas dari batubara kotor atau batubara oksidasi tinggi, yang pada saat penambangan ditinggalkan karena kualitasnya tidak memenuhi standard atau tidak diketahui. Hasil analisa sampling akan merekomendasi apakah layak dipakai untuk permintaan produksi kualitas rendah, untuk blending, perencanaan pencucian atau tidak akan diproduksi karena kualitasnya sangat rendah.
b. Untuk mempelajari delution source (sumber delusi yang mengakibatkan penurunan kualitas dan kenaikan ash).
c. Untuk mengetahui keadaan seam-seam minor yang berada dilokasi penambangan seam-seam utama, yang karena faktor ketebalan dan harga kualitasnya dapat diproduksi secara menguntungkan.
Prosedur Kerja :
1. Diskripsi urutan litologi dan kondisi batubara yang meliputi top batubara, bottom batubara, jenis batubara, tebal perlapisannya, material kandungannya, litologi ikutan dan strukturnya.
2. Lakukan penyamplingan didaerah target dengan ukuran 10 cm x 10 cm x ketebalan.
3. Pengambilan sample dikerjakan dari top sampai bottom lapisan batubara.
4. Jika pada seam batubara yang disampling terdapat banyak ply, maka setiap ply harus ditempatkan terpisah.
5. Sample dijaga jangan sampai berkurang dan harus mewakili keseluruhan dimensi yang diambil.
6. Siapkan tempat penampungan batubara, dan masukan sample dalam plastik sample yang baik.
7. Peralatan untuk mengambil sample tergantung kondisi perlapisan batubara, jika batubara lapuk dengan linggis pipih, tetapi jika batubara keras diperlukan cut quick dan alat bantu lainnya.
8. Setelah selesai penyamplingan, bereskan perlengkapan dan pastikan lingkungan penyamplingan tetap aman dan bersih.
B. CORE SAMPLING
1. Infill core sampling
a. Siapkan lembar unreconciled log, tiket sample, meteran, gunting, palu, plastik sample, list of core sample, lembar diskripsi dan kamera.
h.1. Parting/split dengan tebal kurang atau sama dengan 5 cm, tidak dipisahkan dan disatukan dengan penyamplingan batubara.
h.2. Parting/split dengan tebal lebih 5 cm, dipisahkan dan lapisan batubara dibawah dan diatas parting disampling secara terpisah.
2. Development core sampling
a. Prosedur penyamplingan development core secara umum sama dengan prosedur penyamplingan infill core.
3. Test pit sampling
Pekerjaan yang dilakukan adalah pemberian sample code dan persiapan untuk pengiriman.
1. Pastikan/check sample yang akan dikirim dan tulis dalam order sample (rangkap 3).
2. Tentukan jenis analisa yang diinginkan.
3. Lakukan pengecekan apakah order sample benar dan jelas.
4. Mintakan persetujuan kepada yang bertanggungjawab.
5. Serahkan sample dan dokumen sample ke bagian Laboratorium PTIM.
6. Input data pengiriman untuk laporan.
D. KUALITAS PIT
Kualitas pit adalah kualitas rata-rata dari keseluruhan data kualitas lubang bor yang ada di pit. Perhitungan kualitas pit dilakukan dengan metode perhitungan komposit dari semua kualitas titik bor yang ada.
Rumus perhitungan secara manual :
| ( q1 x th1 x rd1 + …..+ qn x thn x rdn ) |
qp = | -------------------------------------------------------- |
| (( th1 x rd1 ) +.…+ ( thn x rdn )) |
gp = quality of pit
th = thickness
rd = densitas
Hasil perhitungan kualitas pit sangat tergantung dari kebenaran data kualitas bor. Sehingga perlu dilakukan pengecekan terhadap data kualitas setiap lubang yaitu dengan jalan :
1. Check hasil analisa laboratorium dan cocokkan dengan data sampling berkenaan dengan : nomor bor, thickness dan seam target.
6. Check kembali data composit of pit.
Kualitas pit dianalisa dan dihitung kembali setelah dilakukan proses penambangan (dilakukan setiap bulan sebelum cutting plan yang baru di buat).
E. KOMPOSIT KUALITAS PER GRID 25/PER GRID 50
1. Komposit kualitas per grid 25 / per grid 50 merupakan perhitungan komposit kualitas 4 titik bor atau yang mewakili dalam area keluasan 25 m x 25 m atau 50 m x 50 m.
1. Check area pengambilan batubara di masing-masing pit dalam peta kemajuan tambang.
2. Hitunglah kualitas batubara yang terambil dengan dasar peta kualitas.
3. Lakukan pengecekan proporsi blending dari data crushing.
4. Lakukan pengecekan apakah batubara yang terambil masuk r.o.m. atau crusher.
5. Jika batubara terambil hanya di bawa ke r.o.m. maka kualitas dihitung hanya per area di pit.
6. Jika batubara terambil dibawa ke crusher, maka perhitungan kualitas sampai pada kualitas blending
7. Perhitungan kualitas blending dengan rumus :
| (( qa x pa ) + ( qn x pn )) |
qb = | ---------------------------------- |
| 100 |
dimana :
qb = quality of blending
qa = quality of area (pit)
pa = proportion (pit)
8. Lakukan pengecekan ulang jika ada kesalahan.
9. Input data ke komputer (file).
G. PERBANDINGAN KUALITAS INSITU DENGAN KUALITAS PRODUKSI
1. Perbandingan kualitas insitu dengan kualitas produksi dilakukan dengan tujuan :
a. Mengetahui perbedaan kualitas insitu dengan produksi (decrease cv dan increase ash)
b. Sebagai dasar studi delution source.
c. Sebagai dasar kerja control cleaning dan mining
d. Support untuk quality control.
2. Check data kualitas insitu hasil blending
3. Check data kualitas produksi (hasil sample)
4. Hitung data kualitas produksi dengan rumus :
| ( qs1 x ton1 + .…. + qsn x tonn) |
qp = | ---------------------------------- |
| ( ton1 + ..… + tonn ) |
qp = quality of production
qs = quality of sample, ton = jumlah tonase
5. Hitung perbedaan kualitas :
Cv = Cv insitu – Cv production
Ash = Ash production – Ash insitu
6. Hitung rata-rata perbedaan kualitas untuk perminggu dan perbulan.
7. Buatlah grafik perbandingan decrease cv dengan increase ash.
8. Menganalisa sumber penyebab (area dan faktor lain) yang menyebabkan terjadinya perbedaan kualitas insitu dan produksi.
9. Support data ke bagian-bagian yang membutuhkan.
H. ANALISA PROBLEM KUALITAS DI PIT
1. Masalah kualitas yang sering muncul di pit adalah :
b. Harga kualitas produksi naik jauh dari perkiraan dan rencana
2. Dari kedua problem diatas biasanya, problem pertama yang sering muncul
3. Analisa masalah dapat dilakukan dengan beberapa asumsi yaitu :
b. Kesalahan pengambilan batubara (yang terambil shaly coal, shaly, silt stone, dll.)
c. Kesalahan pengambilan sample
d. Kesalahan dari blending (tidak sesuai dengan blending schedulle).
e. Kesalahan di saat analisa
1. Peta Kualitas Pit
a. Dasar komposit perblok / grid
b. Dasar pembuatan cutting plan
c. Perhitungan kualitas insitu harian
d. Cek hasil analisa kualitas bor dari geoservice
d.1. Pastikan koordinat titik-titik bor
d.2. Plotting data kualitas ke dalam quality map meliputi : nomor bor, cv, thickness, ash dan ts.
d.3. Peta kualitas dibuat dan diselesaikan sebelum aktifitas penambangan batubara dimulai.
2. Peta Kualitas Development
a. Peta kualitas development merupakan peta yang menyajikan kualitas (cv, ash, ts) dari seam-seam yang ada yang diperoleh dari data development drilling.
c.2. Pembuatan rencana drilling development
c.3. Pembuatan rencana infill drilling
c.4. Interprestasi kualitas dari seam-seam yang ada
COAL SAMPLING & ANALYSIS STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE
A. PENGAMBILAN CONTO BATUBARA
1. Sampel Pemboran
a. Diukur panjang core conto batubara yang keluar dari core barrel
b. Deskripsi
c. Core conto dipotong ply by ply
Contoh :
Gambar Ply by ply pengambilan conto
Nilai 25 cm untuk ply 1 dan seterusnya dapat berubah sesuai dengan kondisi di lapangan. Well site bisa memprediksi berapa centimeter batubara yang diperkirakan tidak akan ditambang, karena kualitas rendah (pengaruh parting, batubara lapuk).
a. Conto dimasukan dalam kantong plastik per ply
b. Ditulis kode dan interval conto pada plastik conto dan kertas label (kertas label diusahakan tidak kontak langsung dengan batubara).
c. Plastik conto diikat dengan kuat agar conto batubara tidak berkontaminasi dengan udara.
2. Sampel Channel
Pengambilan conto channel pada prinsipnya sama dengan pengambilan conto coring. Coring diambil dari pemboran sedangkan channel diambil dari outcrop. Untuk pengambilan conto dari outcrop, yaitu :
2. Bersihkan outcrop batubara dari kotoran (soil) dan batubara lapuk sepanjang conto yang akan diambil
3. Buat sodetan secara merata dari top sampai bottom batubara, lebar kurang lebih 20 cm, tebal kurang lebih 5 cm atau sampai batubara segar, panjang setebal vertikal outcrop batubara
4. Ambil conto batubara dari top sampai bottom secara merata, sebanyak kurang lebih 3 kg
5. Ambil conto batubara ply by ply seperti gb. 1, per-ply kurang lebih 3 kg
Conto dimasukan dalam kantong plastik per ply
Ditulis kode dan interval conto pada plastik conto dan kertas label (kertas label diusahakan tidak kontak langsung dengan batubara).
Plastik Conto diikat dengan kuat (conto batubara tidak berkontaminasi dengan udara).
B. PENGIRIMAN CONTO
1. Proximate Analysis
a. Isi Work Order (WO) conto (terlampir)
b. Buat list conto sesuai WO (contoh list terlampir)
2. Full Analysis
a. Buat peta lokasi penyebaran titik bor per seam
b. Tentukan lokasi titik bor (conto) per seam dengan spesifikasi measured USGS (400 m), conto yang akan dianalysis dari duplikat conto yang ada di TSP/QC (conto yang sudah dilakukan penganalisaan proximate)
c. Koreksi conto yang telah ditentukan dengan nilai proximate yang sudah ada
d. Isi WO conto (terlampir)
e. Buat list conto sesuai WO (contoh list terlampir)
C. MONITORING CONTO
Monitoring conto dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah conto yang telah dikirim dan jumlah conto yang telah diterima hasil analisanya, serta mengetahui progress/perkembangan penganalisaan yang dilakukan TSP/QC - SCI, contoh sistem monitoring terlampir.
D. ANALISIS CONTO
Conto batubara yang telah dikirim ke laboratorium akan dianalisa baik proximate maupun Full Analysis dengan metoda standar berdasarkan American Society For Testing And Materials (ASTM), Australian Standard (AS) maupun International Standard Organization (ISO).
SOP PEMETAAN GEOLOGI
1. Menetapkan dan merencanakan daerah yang akan dipetakan
2. Menetapkan target dan jangka waktu penyelesaiannya
3. Menyiapkan peralatan dan personil pelaksana serta sarana penunjangnya
4. Merencanakan traverse berdasarkan peta Geologi yang ada
Melaksanakan Pemetaan Geologi terdiri dari :
1. Plotting lokasi singkapan setiap traverse pada peta Topografi
2. Diskripsi Singkapan
3. Pengukuran Struktur Geologi ( seperti Strike/Dip dsb )
4. Pembuatan sketsa singkapan, pengambilan contoh pemotretan bila dipandang perlu
5. Pengambilan sampel batubara dapat dilakukan dengan metode Channel atau Trenching
a. Membuat pit yang disesuaikan dengan kondisi dan posisi singkapan. Sampel dikirim ke laboratorium Lati/Samarinda untuk dianalisa.
6. Lokasi singkapan diberi kode
7. Pengukuran koordinat dan elevasi singkapan Batubara dengan mengikat terhadap titik traverse yang telah didapat dari pemetaan Topografi.
Evaluasi Dan Analisa Data Geologi :
1. Plotting data hasil Analisis Singkapan Batubara pada lokasi pengambilan Sampel
a. Sesuai dengan kode lokasi.
2. Plotiting data Geologi lapangan.
3. Penginterpretasikan :
a. Struktur Geologi
b. Kemenerusan Singkapan Batubara.
c. Pemilahan blok – blok tertentu Batubara yang mempunyai kwalitas tertentu.
d. Jumlah lapisan dari Batubara.
e. Cadangan Geologi dengan batas kedalaman tertentu.
f. Pola dan Arah aliran Sungai.
g. Penampang Geologi.
4. Memberikan saran lokasi yang perlu diteliti lebih lanjut (seperti Pola Distribusi lubang bor)
5. Penggambaran peta Geologi dan hasil interprestasi
Pemerian Batubara yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
1. Warna ( Colour ) adalah Warna dari Batubara tersebut
2. Kilap ( Bright / Luster ) , yang dinyatakan dalam derajat Prosentase Batubara tersebut.
3. Cerat ( Streak ) adalah warna dari batubara yang telah digores .
4. Pecahan ( Fracture )
5. Cleat ( rekahan ), rekahan yang terdapat pada Batubara
Pemerian untuk Batuan lain yang perlu diperhatikan :
1. Warna ( colour ) , warna dari lithologi baik dalam keadaan lapuk maupun segar.
2. Besar butir ( Grain Size )
3. Derajat Pemilahan ( Sorting )
4. Kemas
5. Kandungan Mineral
6. Porositas
7. Semen dan massa dasar ( sementasi dan Matrix )
8. Struktur Sedimen
Cara pengambilan Sample :
1. Menentukan Strike / Dip dari Batubara tersebut.
2. Menentukan bagian dari Roof dan Floor dari Batubara yang akan disample.
3. Menentukan ketebalan dari Batubara tersebut (True Thickness)
4. Setelah mengetahui ketebalan dari Batubara kemudian menentukan batas dari sample (Ply by Ply) dan jumlah yang akan diambil. Serta merecord interval sample , kode nomor sample, Lokasi pengambilan sample dan keterangan lain pada buku diskripsi.
a. Ambil sample dan masukan kedalam kantong plastik yang telah disediakan , serta diikat dengan kuat dan benar.
b. Sample yang telah diambil dan di prepare segera dikirim ke laboratorium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar