Di artikel ini sudah dibahas perihal perbedaan antara hazard and risk.
Disana juga diulas mengenai penanganan bahaya yang mesti diprioritaskan pada critical hazard (bahaya kritis) yang dapat menyebabkan kerugian besar.
Sebagai lanjutan, disini akan dibahas tentang Hierarchy of Control atau urutan penanganan bahaya. Penanganan mesti dimulai dari kondisi dengan bahaya (hazard) dan resiko (risk) terbesar.
Berikut adalah Hierarchy of Control dalam penanganan bahaya dan resiko:
Eliminasi
Cara ini mengharuskan penghilangan bahaya secara total. Karena tidak ada lagi bahaya, kemungkinan kecelakaan menjadi nol.
Contoh: Ada perenang dengan ikan hiu. Tindakan eliminasi ditempuh dengan memindahkan/membunuh hiu, hingga perenang terbebas dari bahaya.
Substitusi
Cara ini diambil untuk mengurangi tingkat bahaya. Sumber bahaya utama diganti dengan sesuatu yang kurang membahayakan.
Contoh: Hiu diganti dengan boneka sponge bob.
Isolasi
Isolasi ditempuh untuk memisahkan atau mengurangi potensi bahaya yang mungkin diderita pekerja.
Contoh: Dibuat tembok beton untuk memisahkan antara perenang dengan hiu.
Rekayasa
Cara ini ditempuh dengan desain atau modifikasi hardware untuk mengurangi potensi bahaya.
Contoh: Dibuatkan kerangkeng untuk perenang agar terhindar dari gigitan hiu.
Administrasi
Dicapai dengan melakukan perubahan prosedur untuk mengurangi potensi bahaya.
Contoh: Memasang tanda “Awas Ada Hiu” sebagai peringatan untuk perenang.
Alat Pelindung Diri
Melengkapi pekerja dengan alat pelindung untuk mengurangi keparahan jika terjadi peristiwa tak diinginkan.
Contoh: Melengkapi perenang dengan baju besi untuk menangkal gigitan hiu.
Dalam banyak kasus keenam Hierarchy of Control ini mesti dikombinasikan. Kombinasi mesti diarahkan untuk menurunkan tingkat resiko bahaya hingga serendah-rendahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar